Kamis, 31 Januari 2008



Apa sih menariknya authurium????
Sejuta pertanyaan senada menggema menyambut ngebumnya anthurium belakangan ini. Pertanyaan ini didasari pada logika bahwa selembar daun kok dihargai jutaan rupiah???
Secara logika juga pertanyaan tersebut dapat dijawab demikian, anthurium sekarang (di Indonesia padahal di Negara lain sudah terjadi) sudah bergerak menjadi benda seni. Dengan begitu ukuran keindahan adalah berdasar apresiasi masing-masing individu. Meski begitu ada kesepakatan-lesepakatan tidak tertulis antar para penghobinya, bahwa jenis-jenis tertentu memang lebih bagus.
Contohnya seperti ini, dari 10 orang, kita yakin 8 orang akan mengakui bila Dian Sastro itu cantik. Nah yang dua orang itu, pastilah punya cara pandang yang sendiri hingga tidak sepakat mengatakan Dian Sastro itu cantik.
Menurut Khanif dari Kembang Kuning Nursery, Karangnyar, Solo, yang menarik dari anthurium adalah jika kita membeli dengan harga yang wajar (tidak tertipu) pasti akan mendapat keuntungan. Caranya kita rawat sebentar kemudian baru kita lepas.
Mau matematinya yang lebih realistis? Misalnya, membeli jenmani ABG seharga 500 ribuan, dalam 3-4 bulan ke depan saat beranjak remaja banderolnya bisa sejutaan.
Bagaimana dengan indukan? Misalnya membeli indukan gelcin senilai 5 juta. Perhitungannya dari satu tongkol dapat dipanen seribu biji (oce). Bahkan ketika saya berkunjung ke Citra Nursery milik Boy Alifu Gea (menantu dari bapak Anom Suroto Dalang ternama), satu tongkol menghasilkan 5 ribu oce. Katakanlah satu oce tadi anjlok ke kisaran harga seribu per butir. Dari satu tongkol sudah didapat 1 juta, padahal gelcin dewasa berusia 3 tahun bisa bertongkol sampai tiga batang secara bersamaan. Itu berarti ada pemasukan 3 juta. Selain itu kita masih punya indukannya yang semakin lama semakin bertambah daunnya, yang artinya semakin bertambah harganya.

Tidak ada komentar: